Sabtu, 02 Februari 2013

Wasiat guru Abul Hasan Asy Syadzily

Abul Hasan Asysyadzily ra berkata : Aku di pesan oleh guruku (Abdus Salam bin Masyisy ra) ; Jangan Anda melangkahkan kaki kecuali untuk sesuatu yang dapat mencapai keridhaan Allah, jangan duduk di majlis kecuali yang aman dari murka Allah, jangan bersahabat kecuali dengan orang yang dapat membantu Anda berbuat taat kepada Allah. Dan jangan memilih sahabat karib kecuali orang yang menambah keyakinanmu kepada Allah. Padahal yang seperti demikian kini sangat jarang didapat.

Agar shalat menjadi khusyu'

Bagaimana caranya agar shalat khusyu'? Mungkin ini menjadi pertanyaan bagi Anda, juga bagi saya.
Dengan latar belakang inilah saya ingin menurunkan tulisan ini pada kesempatan kali ini.
Untuk menemukan jawaban, kita perlu menanyakan penyebab apa yang membuat shalat kita tidak khusyu?
Menurut saya ada beberapa penyebab kita tidak khusyu shalat;
1. Ketika kita shalat, dalam benak kita ingin agar kiranya shalat cepat selesai. Kita tidak ingin berlama-lama, seusai shalat kita langsung menggulung sajadah. Bila begini caranya Anda shalat, saya jamin Anda tidak akan pernah khusyu'.
Sekarang Anda harus mengubah sikap anda, Anda harus berpikir yang bahwa shalat itu hal utama. Tinggalkan sejenak kesibukan Anda, luangkan waktu yang sedikit lama untuk beribadah kepada Allah, tidak dengan terburu-buru.
2. Rasa terbebani
Bagi kita yang imannya masih tipis, shalat mungkin adalah kewajiban yang sangat berat dan mengikat. Kita harus menjaga waktu shalat sedemikian rupa, sehingga tidak membuat kita bebas bergerak.
Bila begini sikap Anda, tidak akan ada kekusyukan yang hadir dalam shalat.
Para generasi awal, mereka sangat merindukan tibanya waktu shalat,karena bagi mereka, dengan shalat mereka sangat dekat dengan Allah.
Sakingnya kusyu' shalat, diceritakan yang bahwa saidina Ali ra pernah tertusuk dengan busur panah, dan untuk mencabutnya sungguh sangat menyakitkan. Maka kemudian Saidina Ali Ra memerintahkan mencabut busur panah ketika sujud, karena ketika waktu sujud di situ tempat paling kusyu', hingga ia tidak merasakan apa-apa.
Maka solusinya, rindukan shalat.

Setiap orang berbeda cara untuk menghadirkan khusyu dalam shalat, sebagian orang mengatakan, kita harus membayangkan yang bahwa ini merupakan shalat terakhir kita.
Namun menurut saya, cara yang paling bagus yaitu dengan menghadirkan dalam hati kita yang bahwa Allah memperhatikan kita, bahkan Allah mengetahui apa yang kita pikirkan. Maka seyogianya merasa malu, kita menyembahnya namun kita tidak mengingatnya.
Wallahu A'lam

Jumat, 01 Februari 2013

Aceh dan sampah

Bukan hanya Jakarta yang mempunyai masalah dengan sampah, Aceh juga begitu. Lebih umumnya Indonesia bermasalah dengan sampah. Jakarta banjir gara-gara sampah yang memenuhi kali-kali dan sungai-sungai. Tidak adanya pengolaan sampah yang bagus inilah yang menjadi problem kita. Sampah-sampah yang ada dikota cuma di angkut keluar kota ditumpuk hingga menjadi bukit sampah yang terkadang bukit sampah membawa maut bagi warga-warga yang berdiam di dekat bukit sampah dengan sebab longsor.
Di Aceh masalah sampah belum sebegitu parah seperti Jakarta, namun bila tidak ada penanganan yang bagus bukan hal yang mustahil Aceh juga akan berubah seperti Jakarta. Kita bersyukur air sungai di Aceh tidak menghitam disebabkan oleh sampah seperti Jakarta walaupun masyarakat Aceh yang bertempat di pinggir sungai membuang sampah ke sungai seperti yang saya perhatikan di pinggiran sungai kota Lhoksukon tetapi yang bertempat di pinggir sungai di Aceh tidak banyak,  berbeda dengan Jakarta yang pinggir sungainya penuh dengan pemukiman kumuh.
Namun bila masyarakat Aceh yang duduk dipinggiran sungai tidak mengubah perilakunya, bukan hal yang mustahil air sungai-sungai di Aceh akan berubah hitam seperti Jakarta.