Shalat
berjama’ah mungkin tidak asing lagi bagi kita, hampir setiap hari kita
mengerjakannya, tapi tahukah anda apa hukumnya berjama’ah?
Ulama
berbeda pendapat mengenai hukumnya shalat berjamah atas beberapa pendapat
Sunnat
Muakkad
Menurut
pendapat yang kuat, hukum berjamaah adalah sunnat muakkad, ini berdasarkan
hadis Muttafaqun Alaih
صلاة الجماعة أفضل من صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة
“shalat
berjamaah lebih afdhal dari pada shalat sendirian 27 derajat”
Dari kata
‘afdhaliyah’ tersebut menghendaki kepada sunat.
Fardhu
kifayah
Imam Nawawi
berkata, pendapat yang kuat, berjamaah hukumnya fardhu kifayah, yang wajib
memperlihatkan syiarnya. Dan seandainya seluruh orang sekampung tidak melakukan
berjama’ah maka semuanya berdosa, dan mereka dibunuhkan.
Dan
pendapat inilah yang mengnash oleh imam syafi’I dan berpendapat dengannya oleh
Ibnu Suraij, Abi Ishaq dan jumhur mutaqaddimin.
Dalilnya;
ما من ثلاثة في قرية
أو بدو لا تقام فيها الجماعة إلا استحوذ عليهم الشيطان أي غلب فعليك بالجماعة فإنما يأكل الذنب من الغنم القاصية
“Tidaklah 3 orang yang tinggal disatu kampong atau pelosok tapi
tidak melakukan shalat berjama’ah kecuali setan telah menguasai mereka,
hendaklah kalian berjama’ah sebab serigala itu memakan domba yang lepas dari
kawanannya.” (HR Abu Daud 547 dan Nasai dengan sanad
hasan)
Kata لا تقام pada
hadis tersebut’ umum’, yang baik yang mengerjakannya adalah tiap-tiap orang
yang bermukim pada kampong tersebut atau yang mengerjakannya adalah sebagian
mereka, dari inilah menunjuki yang bahwa shalat berjamaah hukumnya fardhu
kifayah, dan seandainya shalat berjamaah hukumnya fardhu a’in, maka sungguh
nabi akan berkata لا يقيمون Yang
maknanya ‘tidak mendirikan semua mereka itu.
Dan diantara yang berpendapat seperti ini
adalah Abu Abbas dan Abu Ishaq
Fardhu A’in
Menurut Mazhab Ahmad hukum berjamaah adalah fardhu a’in.
Juga yang berpendapat seperti ini adalah Ibnu Khuzaimah, Ibnu Munzir,
Dan imam Rafi’I berkata “Ada yang mengatakan, ini salah salah satu
pendapat syafi’i
Dalilnya;
ولقد هممت أن آمر بالصلاة فتقام، ثم آمر رجلا فيصلي بالناس، ثم انطلق
معي برجال معهم حزم من حطب إلى قوم لا يشهدون الصلاة فأحرق عليهم بيوتهم بالنار.
“Sungguh
aku punya keinginan untuk memerintahkan shalat dan didirikan, lalu aku
memerintah satu orang shalat dengan manusia (menjadi imam). Kemudian pergi
bersamaku dengan beberapa oaring membawa seikat kayu bakar menuju ke suatu kaum
yang tidak ikut menghadiri shalat dan aku bakar rumah mereka dengan api.” (HR Bukhari 664, 657,2420, 7224.
Dan Muslim 651)
Syarat
sah shalat
Dan ada
yang berpendapat, yang bahwa berjamaah merupakan syarat bagi sah shalat.
Sehingga shalat fardhu tidak sah bila dilakukan tanpa berjamaah
Diantara
yang berpendapat seperti ini adalah Ibnu Taimiyyah dalam salah satu pendapatnya
( lihat Majmu’ Fatawa jilid 23 halaman 333). Demikian juga dengan ibnu qayyim,
murid beliau, juga Ibnu Aqil dan IbnuAbi Musa serta mazhab Zahiriyah (lihat Al Muhalla jilid 4
halaman 265). Termasuk juga Abul Hasan At tamimi, Abu Al barakat dari kalangan
Hanabilah serta ibnu Khuzaimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar