Membaca Al-Quran bukan hal yang
asing bagi kita, karena Al-Quran
adalah penyejuk hati umat islam.
Kita perlu mengetahui, cara
membaca Al-Quran tidak terbatasi
dengan qiraah yang kita baca,
banyak qiraah yang lain yang
mu’tabar yang bisa diaplikasikan
dalam tilawatil qur’an.
Qiraah Sab’ah bagi kaum awam
mungkin agak terdengar asing, tapi
untuk orang-orang yang
berkecimpung dalam ilmu
keagamaan, ini adalah hal lumrah
dan diketahui. Lantas siapa sajakah
Imam-imam Qiraah Sab’ah?
1. Imam Nafi’
Nama lengkapnya ialah Nafi’ bin
Abdurrahman bin Abu Nu’aim al-
Laitsiy, beliau lahir di kota Isfahan
pada tahun 70 H. sejak muda ia
telah menekuni Al-Qur’an dan baru
tentang Al-Qur’an kepada lebih 70
orang tabiin. Setelah dewasa Imam
Nafi’ pergi ke kota Madinah dan
menetap di sana hingga wafat pada
tahun 169 H. selama kurang lebih
70 tahun imam Nafi’ menjadi guru
Qiraat di kota Madinah.
Sanad atau silsilah bacaan imam
Nafi’ adalah sebagai berikut,
diantara salah satu gurunya yang
banyak itu terdapat Abdurrahman
bin Hurmuz, Abdurrahman dari
Abdullah bin Abbas, Abdullah dari
Ubay bin Ka’ab, dan Ubay dari
Rasulullah saw.
Perawi-perawinya yang masyhur
ialah Qalun Abu Musa Isa bin Mina
dan WarasyAbu Sai’d Utsman bin
Sa’id.
2. Ibnu Katsir
Nama lengkapnya adalah Abdullah
bin Katsir. Ia lahir dan wafat di kota
Mekkah. Lahir pada tahun 45 H dan
wafat pada tahun 120 H.
Adapun sanad bacaanya adalah dari
sahabat Ubay bin Ka’ab dan Umar
bin Khattab dan kedua sahabat
tersebut dari Rasulullah saw.
Perawi-perawinya yang masyhur
ialah Ahmad bin Muhammad bin
Abdullah bin al-Qasim yang terkenal
dengan Bazzy dan Muhammad bin
Abdurrahman bin Muhammad al-
Makhzumi yang terkenal dengan
julukan Qunbul.
3. Abu Amr
Nama lengkapnya adalah Zabban bin
Ala’ bin Ammar. Ia lahir di kota
Mekkah pada tahun 68 H. imam Abu
Amr kemudian merantau ke daerah
dan mengajar Al-Qur’an di sana.
Setelah itu pindah ke Kufah hingga
wafatnya pada tahun 154 H.
Adapun sanadnya yang dimiliki Abu
Amr adalah sebagai berikut, ia
membaca dari beberapa guru
diantaranya Abu Jafar Yazid bin
Qa’qa’ dan Hasan al-Bashri, Hasan
membaca dari Khuthun Abu Aliyah.
Abu Aliyah mendapat bacaan dari
Umar bin Khattab dan Ubay bin
Ka’ab. Kemudian kedua sahabat ini
mendapat bacaan dari Rasulullah
saw.
Perawi-perawinya yang masyhur
ialah Abu Amr Hafs bin Umar bin
Abdul Azis yang populer dengan
julukan Ad-Dury, dan Abu Syuaib
Shaleh bin Ziyad bin Abdullah bin
As-Susy
4. Ibnu Amir
Nama lengkapnya adalah Abdullah
bin Amir Al-Yahsabi. Lahir pada
tahun 28 H dan wafat pada tahun
118 H di Damaskus.
Sebagai tabi’in, sanad bacaan Imam
Ibnu Amir hanya berselang dengan
seorang sahabat dari Rasulullah saw
yaitu membaca dari Utsman bin
Affan dan Utsman menerima bacaan
dari Rasulullah.
Perawinya-perawinya yang masyhur
ialah Hisyam bin Amir ad-Dimasyqi
dan Abu Amr Abdullah bin Ahmad
bin Basyir bin Zakwan.
5. Ashim
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar
bin Abu Nujud al-Asadiy. Ia
merupakan maha guru Qiraat di
kufah dan wafat disana pada tahun
127 H.
Imam Ashim memiliki sanad bacaan
sebagai berikut, ia membaca dari
Abdurrahman Abdullah bin Ubaib
as-Sulami, Abdurrahman menbaca
dari Abdullah bin Mas’ud, Utsman
bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ubay
bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit. Dan
para sahabat tersebut menerima
dari Rasulullah.
Perawi-perawinya yang masyhur
ialah Abu Bakar Syu’bah bin Iyasy
bin Salim al-Asadiy dan Abu Umar
Hafs bin Sulaiman bin Maghirah.
6. Hamzah
Nama lengkapnya Abu Umamah
Hamzah bin Hubaib az-Ziyat Rabi’
at-Taimy. Ia lahir di kota Kufah pada
tahun 80 H juga wafat di kota Kufah
pada tahun 156 H.
Sanad yang memiliki Imam Hamzah
adalah sebagi berikut, ia menerima
dari Qiraat dari Abu Muhammad bin
Sulaiman bin Marhan al- A’masyi.
Al-A’masyi membawa dari Abu
Muhammad Yahya al-Asady, Yahya
menerima dari Al-Qamah bin Qais
dan Al-Qamah belajar dari sahabat
Rasulullah Abdullah bin Ma’ud
kemudian Ibnu Mas’ud ini menerima
dari Rasulullah saw.
Dua perawinya antara lain yaitu Abu
Muhammad Khalaf bin Hisyam al-
Bazzaz dan Abu Isa Khallad bin
Khalid as-Sayrafi.
7. Ali al-Kisa’i
Nama lengkapnya adalah Abu Hasan
Ali bin Hamzah Al-Kisa’i. ia lahir,
mengajar, dan wafat di kota Kufah,
wafat tahun 189 H.
Dua perawinya yang masyhur adalah
Abu Harits al-Laits bin Khalid al-
Baghdady dan Dury.
Kemudian timbul lagi qiraat yang
lain, yang qari-qarinya adalah:
1. Abu Muhammad Ya’kub bin Ishaq
Al-Hadhrami, meninggal di Basharah
tahun 225 H. perawi-perawinya
yang termasyhur ialah Ruwais
Muhammad bin al-Mutawakkil dan
Rauf bin Abdul Hakim.
2. Abu Muhammad Khalaf bin
Hisyam, meninggal di Kufah tahun
229 H. perawi-perawinya yang
termasyhur ialah Ishaq Al-Warraq
dan Idris Al-Madda.
3. Abu Ja’far Yazid bin Al-Qa’qa’ Al
Makhzumi, meninggal di Madinah
tahun 230 H. perawi-perawinya
yang termasyhur ialah Ibnu Wardan
dan Ibnu Jammaz.
Dengan tambahan yang tiga ini,
qiraah menjadi sepuluh dan disebut
“Qiraah Sepuluh”
Kemudian timbul lagi empat qiraah
yang lain pula, yang qari-qarinya
ialah Muhammad bin Mahaishiz Al-
Makki, Al-A’masy Al-Kufi, Al-Hasan
Al-Bashri dan Yahya Al-Yazidi.
Semuanya menjadi “Qiraah Yang
Empat Belas”.
Qiraah yang tujuh adalah qiraat
yang mutawatir (yang diriwayatkan
oleh perawi-perawi yang banyak) .
Ulama berbeda pendapat mengenai,
yang manakah Qiraah Syadz?.
Sebagian ulama berpendapat, Qiraah
Syaz adalah qiraah yang diluar
qiraah sepuluh dan sebagian ulama
mengatakan qiraah syadz adalah
qiraah yang diluar qiraah tujuh, dan
berpendapat dengan pendapat ini
oleh ulama ushul, satu jamah dari
fuqaha’, termasuk di dalamnya
adalah imam Nawawi.
Qiraah syazd diharamkan
membacanya, baik di dalam shalat
maupun di luar shalat karena qiraah
syadz bukanlah Alquran. Dan bila
kita membacanya dalam shalat
dengan sengaja dan mengetahui
haramnya, maka shalat kita tersebut
batal bila qiraah syadz tersebut
mengubah makna, mengurangi
huruf atau menambahkan huruf.
Darul Huda, 28 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar