Senin, 26 November 2012

Asy-Syibli masuk surga hanya karena kucing


Murid Asy- syibli bercerita :
Sesudah wafat Asy-Syibli, aku pernah bermimpi, aku tanyakan pada beliau, ”apa yang telah dilakukan oleh Allah pada tuan ?”. Beliau menjawab, “Aku didirikan dihadapan-Nya”. Allah bertanya kepadaku, “ Hai Abu Bakar, taukah kamu dengan sebab apa kau Ku ampuni ?, aku menjawab, “ dengan amal shalihku “. Allah berfirman, “ bukan itu sebabnya”. Aku menjawab lagi, “ dengan keikhlasan ibadahku “. “bukan juga”, jawab-Nya. “dengan haji, puasa, shalatku”, jawabku lagi, “ Aku tidak mengampuni dengan sebab itu semua”, firman-Nya. Aku berkata lagi, “dengan hijrahku kepada orang-orang shalih, selalu berjalan menuntut ilmu. Allah menjawab “ Bukan juga”. Aku berkata “ Ya Rabb, kelepasan dan kemenangan ini karena aku berbaik sangka, Engkau akan mengampuni daku”. Allah berfirman, “Bukan dengan semua itu Aku mengampunimu”. Aku lantas berkata, Tuhanku, lantas dengan apa juga aku diampuni ?”. Allah menjawab, “ Teringatkah kamu ketika suatu hari kamu berjalan di sebuah jalan di Baghdad, kamu temukan seekor kucing yang menggigil kedinginan, karena sangat dinginnya  ia telah merapat kedinding, lalu kamu ambil dia karena kasihan, kamu masukkan kedalam baju mantel, kamu telah memelihara, menjaga dia dari kedinginan”. “ Ya Rabb, aku teringat semua itu” kenangku. Allah berfirman “ Dengan sebab rasa sayangmu kepada kucing itu Aku menyanyangi kamu…!

                                                Teupin punti, 3 november 2012

Hari A'rafah


Tidak lama lagi kita akan berhari raya I’dul adha, kita perlu mengetahui amalan apa saja yang disunatkan ketika hari raya.
Pada Sembilan zulhijjah, yaitu pada hari a’rafah, sehari sebelum hari raya, kita disunatkan berpuasa (bukan kepada orang haji, karena orang haji tidak disunatkan berpuasa).
Bagi kita orang Aceh, berpuasa di hari a’rafah memang berat dan penuh cobaan, karena pada 9 zulhijjah seperti adat kita di Aceh adalah hari ‘Makmegang’ dimana hari tersebut setiap rumah seolah-olah wajib untuk membeli daging lembu. Dan masakannya bila dimasak pada siang hari akan sangat menggugah selera kita, dan setan pun akan membisikkan agar kita berbuka puasa.
Berpuasa pada 9 zulhijjah mempunyai fadhilah tersendiri, yaitu diampuninya dosa kita tahun yang lalu, dan dosa tahun yang akan datang. Lantas dosa yang bagaimanakah yang diampuni ? dosa yang diampuni dengan sebab berpuasa pada hari a’rafah adalah dosa kecil yang tidak sangkut paut dengan manusia, sebab bila dosa kecil yang terikat dengan manusia kita baru diampuni apabila meminta maaf kepada manusia tersebut, dan dosa besar tidak akan diampuni terkecuali dengan taubat nasuha.
Dan bila seandainya kita tidak mempunyai dosa, maka kepada kita akan ditambahkan kebaikan.
Dalil yang menunjuki sunnatnya berpuasa pada hari Arafah;
Ø Hadis yang diriwayatkan oleh Turmuzi dari Abu
صيام يوم عرفة إني أحتسب على الله أن يكفر السنة التي بعده والسنة التي قبله
puasa pada hari a’rafah, sesungguhnya saya bermohon kepada Allah, agar dapat menghapus dosa satu tahun sesudahnya dan satu tahun sesudahnya.
Ø Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim
صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والسنة التي بعده

Semoga saja pada tanggal 9 zulhijjah ini kita dapat berpuasa dengan sempurna…

                                                Teupin Punti, 21 Oktober 2012

sekilas tentang ijtihad


Berbicara masalah fiqah, tentunya tidak terlepas dengan yang namanya ijtihad, karena dengan ijtihad inilah timbullah hukum-hukum. Lantas apa pengertian ijtihad?
Dalam kitab kitab “Waraqat” disebut;
وأما إجتهاد فهو بذل الوسع في بلوغ الغرض المقصود من العلم ليحصل له
Ijtihad adalah mengerahkan segenap kemampuan untuk bisa sampai kepada tujuan yaitu menghasilkan ilmu.
Diantara syarat seorang Mufti-yakni seorang Mujtahid- adalah harus menguasai ilmu fiqih, baik dari segi ushul-fiqh, furu’, khilafiyah dan seputar madzhab yakni tentang masalah-masalah fiqh, kaidah-kaidah fiqh, furu’ fiqh dan khilafiyyah yang berkaitan dengan masalah-masalah fiqh, agar pendapatnya sesuai dengan pendapat (para ulama terdahulu) dan tidak menentangnya dengan memunculkan pendapat yang berlainan. Karena dengan adanya kesepakatan dari para ulama sebelumnya, maka sudah barang tentu merekapun juga bersepakat menafikan pendapat yang berlainan.
Dan disyaratkan harus sempurna perangkat ijtihadnya, mengetahui segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menggali hukum, mulai dari ilmu nahwu, lughat dan pengetahuan tentang perawi hadist, sehingga ia hanya mengambil riwayat dari perawi yang bisa diterima, tidak dari perawi cacat.
Dan dan mengetahui tentang penafsiran ayat-ayat dan hadist-hadits yang berkaitan dengan hukum, agar ijtihadnya sesuai dengan kandungan al-Qur’an dan al-Hadits dan tidak berlawanan dengan keduanya.
Mujtahid yang telah memenuhi syarat-syarat seperti disebutkan diatas, disebut sebagai mujtahid mutlak. Kemudian di bawahnya mujtahid mutlak disebut Mujtahid Madzhab. Dan di bawahnya mujtahid madzhab disebut Mujtahid Fatwa.
Mujtahid mazhab sudah tidak ada sejak mulai 300 tahun sesudah hijriyah, namun Jalaluddin Assuyuthi mendakwa, yang bahwa mujtahid mutlak kekal hingga hari kiamat, beliau berdalil dengan hadis;
إن الله يبعث على رأس كل قرن من يجدد لهذه الأمة دينها
“Sesungguhnya  Allah membangkitkan pada tiap-tiap penghujung masa (100 tahun) seorang yang membarukan agama untuk umat ini”
Pendapat Jalaluddin ini di tolak oleh ulama-ulama, mereka berdalih, maksud dari ‘orang yang membarukan agama’ adalah orang-orang yang mendirikan hukum-hukum dan syariat islam.
Mujtahid madzhab
Mujtahid mazhab adalah orang yang mempunyai kemampuan mengetahui kaidah-kaidahnya imam madzhab, kemudian ia bisa mengembangkannya sendiri melebihi pendapat Imamnya, dari sebuah dalil.”
Dalam kitab Haysiah Syarqawi A’la Tuhfatul Thullab bi Syarhi Tanqih Lubab disebutkan;
مجتهد المذهب هو الذي يقدر على الاستنباط من قواعد امامه
“Mujtahid mazhab adalah orang yang mampu mengeluarkan hukum dari kaidah-kaidah imamnya”
Seperti Imam Muzani, imam Buwaithi dan sebagainya, mereka ini bisa menggali hukum hukum langsung dari dalil-dalilnya, namun dalam ijtihadnya mereka masih menggunakan kaidah-kaidah yang diciptakan oleh imam Asy-Syafi’i. mereka ini disebut Mujtahid Mazhab.
Mujtahid fatwa
مجتهد الفتوى من يقدر على الترجيح لبعض أقوال امامه على بعض
“Mujtahid fatwa adalah orang yang mampu menguatkan sebagian pendapat-pendapt imam atas sebagian”
Mujtahid fatwa adalah orang yang sangat mendalam pengetahuannya tentang madzhabnya imam, sehingga bisa mentarjih salah satu diantara dua qaul, ketika dua qaul tersebut dimutlakkan oleh sang imam.
Para ulama yang sudah mencapai derajat sebagai mujtahid fatwa ini dalam madzhab as-Syafi’I anatara lain ; imam Ar-Rafi’I dan imam An-Nawawi.
Namun sangat disayangkan pada masa sekarang, banyak orang yang  tidak memiliki syarat-syarat untuk menjadi mujtahid tapi sangat berani untuk mengeluarkan hukum-hukum atas pendapatnya, menafsirkan al-quran dan hadis sesukanya.

Darul Huda, 21 November 2012

berikan kepada kami hadis tentang gempa....!


Anas bin Malik bercerita,”Aku masuk atas Aisyah, bersamanya ada seorang laki-laki, ia berkata, “ Wahai ibu orang-orang beriman berikan kepada kami sebuah hadis tentang gempa bumi”. Lantas aisyah memalingkan mukanya. (kata Anas) kukatakan kepada Aisyah, “wahai ummul mukminin, berikan kepada kami hadis tentang gempa !. lalu Aisyah berkata, “Wahai Anas, jika kuberikan hadis itu kamu pasti hidup dalam keadaan gundah gulana, ketika bangkit nanti, engkau pasti dibangkitkan, sedangkan kegundahan itu masih terasa dihatimu”.
“ Ah ibu, berikan hadis itu…! Maka berkatalah Aisyah “ Seorang perempuan ketika menanggalkan pakaiannya bukan di rumah suaminya berarti perempuan itu telah meruntuhkan tirai antara dia dan Allah Azza wa Jalla, ketika ia berhias bukan untuk suaminya pasti adalah perempuan itu atas neraka dan celaan. Apabila orang-orang menganggap halal perzinaan, minum minuman yang memabukkan, memainkan alat-alat music maka Allah masuk ke langit dan berkata pada bumi, “bergoncanglah kalian atas sebab mereka itu….!, jika mereka bertaubat. jika tidak Allah pasti akan meruntuhkan bumi atsa mereka itu.
Anas bertanya : “apakah itu balasan kepada mereka itu ?”. “Rahmah, barakah dan pengajaran kepada mukmin. Kemarahan dan azab kepada kafir.

Lihat Mustadrak a’la shahihain al haim
                                                Teupin punti, 3 november 2012

kenali anak-anak setan...!


يأتي على الناس زمان يشاركهم الشياطين في أولادهم ، قيل وكائن ذلك يا رسول الله ؟ قال نعم ـ قالو وكيف نعرف أولادنا من أولادهم ؟ قال بقلة الحياء وقلة الرحمة
{أبو شيخ عن أبو هريرة } كنز العمال ج ١ ص ٢١٧

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :”Akan datang diatas manusia satu zaman yang mana manusia berkongsi dengan syaithan pada anak mereka, berkatalah seseorang: ada demikian ya Rasulullah ?, Rasulullah menjawab “ Ya”, dan bagaimana kami mengenal anak kami dari anak-anak syaitahn, Rasulullah menjawab “dengan sedikit malu dan sedikit rahmat”.
Membaca hadis diatas, timbul dalam pikiran kita, apakah zaman yang diprediksi oleh Rasul sudah datang ?
Memperhatikan perkembangan zaman yang sedang kita lalui, rasa-rasanya zaman itu sudahlah tiba, zaman yang setan dan manusia berkongsi pada anak mereka, sehingga cara membedakannya yaitu anak tersebut sedikit malu, dan sedikit rahmat.
Berbicara masalah malu, memang keadaan sekarang, rasa malu sudah begituu terkikis dari setiap orang, sebutkan saja contohnya seperti cowok dan cewek yang belum menikah tanpa rasa malu bermesraan didepan umum, berboncengan di jalan-jalan, bahkan sekarang tanpa rasa malu cowok pun sudah berani datang kerumah cewek, orang tuanya Cuma adem-adem ayem saja.
Orang tanpa malu meninggalkan shalat secara terang-terangan, meninggalkan puasa, berzina, mereka tidak malu lagi bila kemaksiatannya di ketahui oleh banyak orang.
Dalam hadis lain, dari Abu Mas’ud, Uqbah bin Amr Al Anshari Albadri, katanya: Rasulullah bersabda :
إن مما أدرك الناس من كلام النبوة الاولى إذا لم تستح فاصنع ما شئت {رواه البخاري}
Artinya :
Sesungguhnya dari apa yang telah didapat oleh manusia dari kata-kata kenabian yang pertama adalah: Jika engkau tak punya mula, maka berbuatlah apa yang kamu mau.
Dan hadis ini  mengandung makna peringatan dan ancaman dari kurangnya rasa malu. Dan bahwa malu itu merupakan perilaku yang paling mulia dan hal yang paling sempurna. Karena itulah, nabi bersabda, yang artinya : Malu itu baik semuanya. Malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan. Dan telah disebutkan bahwa, malu itu cabang dari iman. Dan rasulullah itu lebih pemalu dari pada anak perawan di pingitannya. Dalam salah satu hadis disebutkan, bahwa jika Allah menghendaki kehancuran pada diri seorang hamba, maka Dia cabut rasa malu dari dirinya.
Seyogianya harus diperhatikan antara malu rasa malu yang sesuai syara’ dan rasa malu yang tercela. Karena ada rasa malu yang tercela menurut syariat, seperti malu untuk beramar ma’ruf dan nahi mungkar, padahal telah dipenuhi syarat-syaratnya. Ini sebenarnya bukan malu namun penakut. Dan ada pula malu untuk bertanya mengenai urusan agamanya yang penting diketahuinya. Karena Aisyah ra berkata : “ sebaik-baiknya wanita itu adalah wanita Anshar, karena mereka tidak dicegah oleh rasa malu untuk menanyakan tentang urusan agamanya”.
Dalam kitab hadis Bukhari dan Muslim disebutkan : dari Ummu salmah ra, “Ummu Salim datang menemui Rasulullah lalu berkata : ‘Allah itu tidak malu dari yang benar, apakah seseorang wanita wajib mandi jika ia mimpi basah?’ Rasulullah menjawab: ‘Ya, kalau ia melihat air. ‘Ummu salim ini tidak malu untuk menanyakan tentang urusan agamanya.
Rasulullah penah melihat seseorang sedang memarahi saudaranya karena masalah malu. Lalu Beliau berkata: “Biarkan dia, karena malu itu bagian dari iman.” Maksudnya malu itu dari sebab-sebab asal iman dan akhlaknya, karena ia mencegah dari perbuatan yang keji dan mendorongnya kepada perbuatan kebajikan dan kebaikan, sebagaimana iman mencegah orang yang memilikinya dari melakukan perbuatan keji tersebut.
Malu yang paling umum itu adalah malu kepada Allah, yaitu jangan sampai Dia melihatmu sedang melakukan apa yang dilarangNya dan jangan sampai Dia tidak menemukanmu melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Rasullullah pernah bersabda kepada para sahabat beliau: “ Malulah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya. “mereka menjawab:”Ya Nabiyullah, kami semua telah malu, alhamdullah. “Beliau bersabda:’Bukan begitu, tetapi, malu kepada Allah yang sebenarnya itu adalah hendaknya engkau menjaga kepala dan muatannya, memelihara perut dan isinya, serta hendaklah engkau mengingat mati dan bangkai-bangkai. Siapa yang melakukan itu maka ia telah malu malu kepada Allah dengan sebenarnya-benarnya.”
Ketahuilah bahwa, orang ahli malu itu berbeda-beda tingkatannya menurut perbedaan keadaan mereka. Allah telah mengumpulkannya pada pribadi Nabi Muhammad SAW sifat malu naluriah yang lebih besar daripada malunya seseorang sesorang gadis perawan di dalam pingitannya, dan dalam sifat malu yang diusahakan menyampaikan kepada puncak pujian.
                                                Darul Huda, 15 Oktober, 2012

jauhilah zina...!


Sudah dua hari dan dua malam ujian berlalu di Dayah Darul Huda Paloh Gadeng, tersisa tiga hari dan tiga malam lagi ujian.
Ujian bagian sebagian santri menjadi momok yang sangat menakutkan, ini sangat beralasan, mengapa tidak ? kita di uji habis-habisan, ditanyai berbagai pertanyaan yang sangat memusingkan kepala.
Bila ujian sudah dekat, santri akan begadang untuk belajar, bahkan ada yang tidak tidur, demi mempersiapkan ujian agar lancar sesuai harapan.
Namun walaupun segala potensi dikerahkan ketika belajar, ada saja hal yang terluput dari pengamatan diketika belajar, sehingga pada masa ujian, waktu ditanyai pertanyaan, kita baru menyadari ada yang tertinggal yang tidak dipelajari diketika belajar.
Seperti kejadian pada teman sebilik (kamar) dengan saya, dan awalnya ia satu kelas dengan saya, Tgk Zainuddin Sawang namanya. di ketika mengikuti ujian pada Tgk Muksalmina dengan pelajaran tafsir yaitu kitab tafsir jalalain, ia di suruh menafsirkan surat Ali Imran ayat 15.

Sesudah ia menjelaskan, diajukanlah pertanyaan kepadanya, “surga itu ada berapa ?” Tanya Tgk Muksalmina, “yang sudah saya tau ada 8” jawabnya, “apa benar ?“ tanya Tgk Muksalmina lagi, “ benar” jawabnya. “Coba dibaca dalam hasyiah Shawi” lanjut Tgk Muksalmina. “ooooww… tujuh Tgk” jawab zainuddin. Tgk muksalmina melanjutkan lagi pertanyaanya “ bagaimana ini ? bukankah yang sering kita dengar surga itu ada 8”
{ قُلْ } يا محمد لقومك { أَؤُنَبّئُكُمْ } أخبركم { بِخَيْرٍ مّن ذلكم } المذكور من الشهوات ، استفهام تقرير { لّلَّذِينَ اتقوا } الشرك { عِندَ رَبّهِمْ } خبر مبتدؤه { جنات تَجْرِى مِن تَحْتِهَا الأنهار خالدين } أي مقدّرين الخلود { فِيهَا } إذا دخلوها { وأزواج مُّطَهَّرَةٌ } من الحيض وغيره مما يُستقذر { وَرِضْوَانٌ } بكسر أوله وضمه لغتان أي رضا كثير { مّنَ الله والله بَصِيرٌ } عالم { بالعباد } فيجازي كلاًّ منهم بعمله
015. (Katakanlah) hai Muhammad kepada kaummu! ("Maukah saya sampaikan kepadamu) saya beritahukan (apa yang lebih baik dari yang demikian?") yakni yang disebutkan dari berbagai syahwat tadi; adapun pertanyaan di sini berarti pengukuhan. (Bagi orang-orang yang bertakwa) yang menjaga diri mereka dari kemusyrikan (di sisi Tuhan mereka) menjadi khabar sedangkan mubtadanya: (surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, kekal mereka) artinya ditakdirkan kekal (di dalamnya) jika mereka memasukinya (dan istri-istri yang disucikan) dari haid dan lainnya yang dianggap kotor (serta keridaan) ada yang membaca ridhwaan dan ada pula rudhwaan; artinya keridaan yang banyak (dari Allah dan Allah Maha Melihat) maksudnya Maha Mengetahui (akan hamba-hamba-Nya) mereka akan dibalas menurut amalnya masing-masing


Hasyiah shawi A’la Jalalain
قوله : {جنات} أي سبع : جنة المأوى وجنة الخلد وجنة النعيم وجنة عدن وجنة الفردوس ودار السلام ودار الجلال،وأبوابها ثمانية عشر وأعظمها جنة الفردوس
 Firmannya Allah ‘ jannah’ artinya surga itu ada 7 yaitu; Jannatul Makwa, jannatul khuldi, jannatun na’im, jannatu ‘adn, jannatul firdaus, darus salam, dan darul jalal. Pintu surga ada 18. Dan surga yang paling besar adalah surga jannatun firdaus.


Seusai mengikuti ujian, teman saya itu lantas menanyakan lagi pertanyaan tersebut pada saya, saya tidak belum bisa menjawabnya, “saya pelajari dulu” kata saya.
Maka terpikir dalam pikiran saya, dalam kitab apakah saya harus mencari jawabanya? kitab yang mana menyebutkan surga itu delapan?.
Lalu terbersit dalam hati saya untuk membuka kitab ”Daqaiqul Akhbar”, ternyata setelah saya baca, pengarangnya mengatakan surga ada 8.
Saya pun bingung, bagaimana bisa berbeda ?, apakah ulama berbeda pendapat mengenai jumlah surga ?
Wallahu A’lam, akhirnya saya belum bisa mendapatkan jawaban yang jelas, sepertinya harus bertanya pada yang senior.
Daqaiqul akhbar, halaman 41;
                     وهي ثمان جنان أولها دار الجلال وهي من لؤلؤ أبيض وثانيها دار السلام وهي من ياقوت أحمر وثالثها جنة المأوى وهي من زبرجد أخضر ورابعها جنة الخلد وهي من مرجان أحمر وأصفر وخامسها جنة النعيم وهي من فضة بيضاء وسادسها جنة الفردوس وهي من ذهب أحمر وسابعها جنة عدن وهي من درة بيضاء وثامنها دار القرار وهي من ذهب وهي قصبة الجنان وهي مشرفة على الجنان كلها
Ini terjemahannya, mulai halaman 41-42.

Ibnu Abbas ra. berkata: Surga mempunyai 8 pintu yang terbuat dari emas, yang dihiasi dengan jauhar (sejenis mutiara).
Dan pada pintu yang pertama tertulis kalimat LAA ILAAHA ILLALLAAH MUHAMMADUR RASUULULLAH, yaitu pintu bagi para Nabi dan Rasul, syuhada’ dan juga pintunya orang-orang yang dermawan.
 Pintu yang kedua yaitu pintu bagi orang-orang yang
mendirikan shalat, orang yang menyempurnakan wudhunya dan orang yang menyempurnakan rukun- rukun shalatnya.
Pintu yang ketiga yaitu pintu bagi orang- orang yang memberikan zakatnya dengan senang hati dan ikhlas.
Pintu yang keempat yaitu pintu bagi orang-orang yang memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah terhadap perbuatan munkar.
Pintu yang kelima yaitu pintu bagi orang-orang yang dapat memelihara syahwatnya dan mencegah dari nafsu yang buruk. Pintu yang keenam yaitu pintu bagi orang-orang yang melaksanakan haji dan.
Pintu yang ketujuh yaitu pintu bagi orang-orang yang berjihad (dijalan Allah). Dan pintu yang kedelapan yaitu pintu bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang yang memejamkan matanya dari perbuatan dan sesuatu yang haram, orang-orang yang melakukan kebaikan, diantaranya: berbuat baik kepada orang tua, mempererat tali persaudaraan (silaturrahim) dan lain sebagainya.
Surga ada 8 (delapan)macam:
          1.        Darul Jalal yaitu surga yang terbuat dari mutiara putih.
          2.        Darus Salam yaitu surga yang terbuat dari yaqut merah.
          3.        Jannatul Ma’wa yaitu surga yang terbuat dari zabarjud hijau.
          4.        Jannatul Khuldi yaitu surga yang terbuat dari marjan yang berwarna merah dan kuning.
          5.        Jannatun Na’im yaitu surga yang terbuat dari perak putih.
          6.        Jannatul Firdaus yaitu surga yang terbuat dari emas merah.
          7.        Jannatul ‘Adn yaitu surga yang terbuat dari intan putih.
          8.        Darul Qarar yaitu surga yang terbuat dari emas merah. Darul Qarar adalah surga yang paling utama dibandingkan dengan surga yang lain. Surga ini mempunyai dua pintu dan dua daun pintu, satu daun pintu terbuat dari emas, dan yangsatunya terbuat dari perak.  Jarak setiap pintu adalah sebagaimana jarak antara bumi dan langit. Adapun bangunan yang ada didalamnya terbuat dari bata emas dan bata perak, tanahnya dari misik, debunya dari anbar, rumputnya dari za’faran, istana-istananya terbuat dari mutiara, punggungnya dari yaqut dan pintunya dari jauhar. Didalam surga ini terdapat sungai yang namanya sungai Rahmat yaitu sungai yang mengalir keseluruh surga, kerikil-kerikilnya dari mutiara yang sangat putih, lebih putih dari embun dan lebih manis dari madu. Didalam surga terdapat sungai yang bernama Sungai Kautsar yaitu sungai Nabi kita Muhammad Saw. pohon-pohnnya terbuat dari intan dan yaqut. Didalam surga juga terdapat sungai Kafur, sungai Tasnim, sungai Salsabil, sungai Rahiqul Makhtum dan dibelakang sungai-sungai initerdapat  sungai-sungai lain yang tidak terhitung jumlahnya.
Diriwayat Nabi Saw. Beliau bersabda: “Pada malam aku
dijalankan (isra’) ke langit, telah diperlihatkan kepadaku seluruh surga, maka aku melihat empat sungai, yang pertama sungai dari air yang tidak berubah warnanya, kedua sungai dari susu yang tidak pernah berubah rasanya, dan ketiga sungaidari arak dan yang  keempat sungai dari madu yang sangat bening.” Sebagaimana firman Allah Swt.: “Yang didalamnya terdapat sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah  rasanya,sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi orang yang meminumnya dan sungai- sungai dari madu yang bersih dan jernih.” (Qs. muhammad:15).
Maka aku tanyakan kepada Malaikat Jibril as.: “Darimanakah datangnya sungai-sungai ini dan kemana mengalirnya? ” Maka Malaikat Jibril as. menjawab: “Sungai itu mengalir ke telaga kautsar dan aku tidak tau dari mana asalnya, maka tanyakanlah kepada Allah agar Dia memberi tau dan memperlihatkan kepadamu.”
 Maka berdoalah Nabi Muhammad kepada Allah Swt. Kemudian datanglah seorang malaikat kepada beliau dan memberi salam, seraya berkata:”Wahai Muhammad, pejamkanlah kedua matamu” Maka aku pejamkan mataku, lalu ia berkata:”Bukalah kedua matamu” maka aku buka kedua mataku, tiba-tiba aku berada dibawah pohon dan aku melihat kubah dari intan putih yang memiliki pintu-pintu dari yaqut hijau dan kunci-kuncinya dari emas merah. Andaikata semua makhluk yang ada didunia baik jin atau manusia berhenti diatas kubah itu, sungguh mereka
hanya seperti burung yang hinggap diatas gunung. Maka aku melihat empat sungai itu mengalir dari kubah itu. Ketika
aku ingin kembali malaikat tadi berkata kepadaku: “Kenapa
engkau tidak masuk kedalam kubah itu?” aku menjawab:”Bagaimana aku bisa memasukinya, sedangkan pintu- pintunya tertutup.” Dia berkata:”Bukalah dia” Aku bertanya:”Bagaimana aku harus membukanya?” Lalu dia berkata:”Kuncinya berada ditanganmu” Aku berkata:”Apa
kuncinya?” Dia menjawab:”Yaitu lafazh BISMILLAAHIR
RAHMAANIR RAHIM” maka terbukalah pintu itu lalu aku
masuk kedalamnya. Maka aku melihat sungai-sungai itu mengalir dari empat tiang kubah. Ketika aku hendak
keluar, maka malaikat ituberkata kepadaku:”Apakah engkau telah melihat dan mengetahuinya? ” Aku menjawab:”Ya” Malaikat ituberkata kepadaku: “Lihatlah sekali lagi.” Ketika aku melihatnya, maka tertulis diatas empat kubah tersebut lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIM Aku melihat sungai air itu keluar dari huruf Mim-nya lafazh BISMI, sungai susu keluar dari huruf Ha’-nya lafazh Allah, sungai arak (khamar) keluar dari Mim-nya lafazh RAHMAN, dan sungai madu keluar dari Mim-nya lafazh RAHIM. Maka aku baru mengerti bahwa asalnya sungai-sungai tersebut adalah dari lafazh Basmalah. Kemudian Allah Swt. berfirman: “Wahai Muhammad, barang siapa yang mengingat-Ku dengan nama ini dari golongan umatmu dengan
hati tulus (ikhlas) lafazh BISMILLAAHIR RAHMAANIR
RAHIIM maka aku beri dia minum dari empat sungai ini.”Kemudian Allah memberi minum kepada ahli-ahli surga
itu dengan air surga pada hari sabtu, memberi minum dengan
madu surga pada hari ahad, memberi minum dengan susu surga pada hari senin, dan memberi minum dengan arak pada hari selasa. Disaat mereka minum, mabuklah mereka lalu terbanglah ahli surga itu selama seribu tahun hingga mereka berhenti pada suatu gunung yang besar yang terbuat dari kasturi yang harum semerbak baunya dan sungai Salsabil mengalir dibawahnya. Maka minumlah mereka pada sungai itu tepat pada hari rabu.
Kemudian terbanglah mereka selama seribu tahun hingga
berhenti pada suatu istana yang indah, didalamnya terdapat ranjang-ranjang yang tinggi, dan beberapa gelas yang sudah
disediakan sebagaimana yang sudah diterangkan dalam Al-
Quran. Maka duduklah setiap orang dari mereka diatas
ranjang, lalu datanglah pada mereka minuman Zanzabil kemudian mereka meminumnya tepat pada hari kamis.
Setelah itu mereka dihujani oleh awan yang putih selama seribu
tahun, sehingga mereka sampai ketempat duduknya orang yang
benar, pada hari itu tepat pada hari jumat, mereka duduk diatas
hidangan yang kekal abadi dan turunlah pada mereka minuman
Rahiqul Makhtum, yang ditutupi dengan misik. Kemudian mereka membuka tutup tersebut dan
mereka meminumnya.
Nabi Saw. bersabda: “Mereka itulah orang-orang yang melakukan kebaikan dan menjauhi perbuatan maksiat”

 Pepohonan Di Surga
Ka’ab ra.: Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang pohon-
pohonan di surga. Maka beliau menjawab: “Tidak pernahkering dahan-dahannya dan daun-daunnya tidak pernah berguguran dan tidak rusak buahnya. Sesungguhnya pohon yang paling besar di
surga adalah pohon Thuba, yang akarnya terbuat dari intan, batangnya dari yaqut,dahannya dari zabarjud dan daun-daunnya dari sutra yang halus. Pohon ini memiliki 70.000 cabang, setiap cabang itu menyentuh Arasy dan lebih rendah-rendahnya cabang itu berada di langit dunia.” Tidak ada didalam surga sebuah
kamar, tidak ada sebuah kubah dan tidak ada bilik kecuali didalamnya terdapat cabang pohon itu, yang bisa mengayomi  diatas surga. Pada pohon itu mengeluarkan buah-buahan menurut apa yang dikehendaki oleh hati.
Bandingan dari pohon itu di dunia adalah matahari, asalnya
matahari berada di langit tetapi sinarnya sampai kesegala tempat.
Ali ra. berkata: “Aku menyatakan dari beberapa hadits,sesungguhnya pohon- pohon di surga itu berasal dari perak, sedangkan daun-daunnya sebagian dari perak dan sebagian (yang lain) dari emas. Kalau sekiranya batang pohon
itu dari perak, maka akar- akarnya dari emas. Pohon- pohon didunia akarnya di bumi dan cabang-cabangnya berada di udara, karena sesungguhnya dunia itu tempat yang fana (rusak). Akan tetapi pohon- pohonan yang terdapat di surga tidaklah demikian halnya, akarnya di udara dan cabang- cabangnya di bumi.
Sebagaimana firman Allah Swt.: “Buah-buahnya dekat. Makan
dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah
kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (Qs. Al-
Haqqah: 23-24).
Dan debu-debu di surga itu dari misik, anbar dan kafur, dan
sungai-sungainya terdiri dari susu, madu, arak dan air yang
sangat jernih. Apabila angin bertiup menerpa dedaunan,
maka bersentuhlah antara daun yang satu dengan daun yang
lainnya hingga menimbulkan suara yang sangat indah (merdu), dan suara seindah itu belum pernah didengar.
Dengan sanad dari Ali ra. Sesungguhnya ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya didalam surga terdapat suatu pohon , yang dibagian atasnya keluar perhiasan dan pada bagian bawahnya keluar kuda yang memiliki sayap yang diberi pelana, yang dikendalikan, yang ditaburi dengan intan dan yaqut.
Kuda tersebut tidak pernahmengeluarkan kotoran dan tidak pernah buang air kecil. Adapun yang menaiki kuda itu adalah para wali Allah Swt. dan kuda ini akan membawa terbang para wali Allah tersebut ke surga. Lalu berkatalah orang-orang yang
berada dibawah mereka:”Wahai Tuhanku, lantaran apa hamba-hamba- Mu itu mencapai kemulian semcam itu?” Maka Allah Swt. berfirman kepada mereka: “Mereka itulah orang-orang yang mengerjakan shalat ketika kalian semua masih
tidur, mereka melakukan puasa sedangkan kalian tidak, mereka berjihad membela agama Allah sedangkan kalian semua duduk disisi istri kalian, dan mereka bersedekah dengan harta mereka dijalan Allah, sedangkan kalian semua bakhil (kikir).”
Dari Abu Hurairah ra. Beliau berkata: Sesungguhnya didalam
surga itu terdapat sebuah pohon, orang yang menaiki bisa
berjalan dibawah naungannya selama 100 tahun dan naungan
itu tidak akan putus.
Sebagaimana firman Allah Swt.:
“Dan naungan yang terbentang luas, dan air yangtercurah, dan buah-buahan yang banyak. Yang buah-buahnya tidak berhenti dan tidak terlarang mengambilnya.” (Qs. Al- Waqi’ah: 30-33).
Diibaratkan waktu didunia adalah waktu sebelum matahari terbit dan sudah terbenamnya matahari, sampai hilangnya mega dan gelap malam yangmenutupi di dunia. Maka sesungguhnya waktu itu adalah naungan yang terbentang luas.
Sebagaimana firman Allah Swt:
“Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan bayang- bayang. “ (Qs.Al-Furqan: 45).
Maksudnya adalah waktu sebelum terbitnya matahari dan sesudah terbenamnya, sampai masuk pada kegelapan malam.
Diriwayatkan dari Nabi Saw. sesungguhnya beliau bersabda:
“Apakah aku tidak pernah menceritakan kepadamu tentang waktu(saat), yaitu waktu yang serupa dengan waktu yang ada di surga. Dia adalah waktu dimana sebelum matahari terbit,
bayang-bayangnya itu memanjang, rahmatnya saat itu merata dan berkahnya saat itu banyak.”

                             Darul Huda, 16 oktober 2012